MOROWALI UTARA- Melihat konstalasi Politik di Morut idealnya Partai Golkar yang memiliki 7 kursi di DPRD Morut dan akan mengumumkan kandidatnya di detik detik terakhir, mendengarkan suara masyarakat di “akar rumput” paling bawah, suara tokoh masyarakat dan keinginan keterwakilan poros tengah melalui kandidat Warda DG Mamala.
Keputusan Partai Golkar bukan hanya akan mempengaruhi pertarungan politik di Morut, tetapi berdampak pada kehidupan masyarakat yang beraneka ragam.
Selasa 25 Agustus 2020 salah satu tokoh masyarakat di kecamatan Soyo Jaya menjelaskan keterwakilan kandidat di Morut baik sebagai bakal calon Bupati dan wakil Bupati, selalu memperhatikan keterwakilan tokoh, popularitas. Maka ruang membentuk poros tengah harusnya diberikan pada kader yang selama ini berjuang.
“Golkar di Morut sebelumnya 3 kursi menjadi 7 kursi tidak lepas dari peran Warda DG Mamala,”ujar warga ini.
Hal yang sama di ungkapkan warga yang menjadi perwakilan relawan Warda DG Mamala, Ardiansyah yang mengecam informasi beredar. Melalui media ini ia mengungkap,
“Jika bukan ibu Warda yang direkomendasi Partai Golkar, maka kami menyatakan sangat kecewa,”tegas Akbar.(24/8)
Sementara kandidat Warda DG Mamala sendiri yang dikonfirmasi semalam (24/8). Berharap simpatisannya yang sudah berjuang dapat menghormati setiap hasil keputusan Partai, serta selalu optimis, berdoa, saat ini tengah koordinasi dengan petinggi Partai.
“Kita hormati semua proses, doakan yang terbaik,”singkatnya.
Kekecewaan yang bakal terjadi tentu karna pertimbangan Warda DG Mamala berhasil meraih suara terbanyak, yang selalu jadi standar terukur. *(red)