Uji Profisiensi Laboratorium, Komitmen Jaga Kompetensi Ruang Lingkup
PALU, BERITA MORUT – Karantina Pertanian Palu sebagai instansi pelayan publik yang menyediakan pelayanan karantina yang memiliki tugas dan fungsi memastikan setiap komoditas pertanian baik hewan dan tumbuhan yang dilalulintaskan sehat. Komoditas hewan yang rutin dilalulintaskan salah satunya adalah sapi potong dengan tujuan wilayah Kalimantan seperti Balikpapan, Samarinda dan Berau.
Berdasarkan data IQFAST Barantan, tercatat pengeluaran sapi pertahunnya mencapai hingga 18.000 ekor dengan frekuensi pengiriman 300 kali. Sapi yang dilalulintaskan harus dipastikan sehat dan bebas penyakit brucellosis karena Kalimantan termasuk daerah bebas brucellosis. Penyakit ini dapat menyebabkan keguguran pada sapi dan zoonosis pada manusia.
Untuk memastikan bebas brucellosis perlu dilakukan metode uji Rose Bengal Test (RBT) dan laboratorium Karantina Pertanian Palu sejak tahun 2019 telah mendapatkan sertifikat akreditasi ISO 17025:2017 oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN) untuk ruang lingkup pengujian RBT.
Guna menjaga kompetensi ruang lingkup, Karantina Pertanian Palu yang di wakili oleh
drh. Sri Hidayatul Rohmah mengikuti uji profisiensi (17/7) penyakit hewan berupa deteksi titer antibodi brucella abortus menggunakan metode RBT yang dilaksanakan oleh Balai Besar Uji Standar Karantina (BBUSKP).
Sri Hidayatul di sela kegiatan mengatakan, “Uji profisiensi ini harus dilakukan sekali dalam setahun, apabila tidak maka diharuskan untuk melakukan uji banding terhadap ruang lingkup untuk menjaga kompetensi terhadap ruang lingkup pengujian”.
Dengan dukungan kompetensi dari laboratorium dalam memberikan kepastian diagnosa dalam pemeriksaan sapi yang dilalulintaskan terbebas dari brucellosis dan merupakan komitmen Karantina Pertanian Palu dalam menjaga negeri.
REDAKSI
