Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
Berita Daerah

Staf Kementan Erick Tamalagi Kunjungi Kabupaten Sorong: “MUJAIR dan URIN SAPI”

6
×

Staf Kementan Erick Tamalagi Kunjungi Kabupaten Sorong: “MUJAIR dan URIN SAPI”

Sebarkan artikel ini
Example 728x250

Staf Kementerian Pertanian (Kementan) Erick Tamalagi Kunjungi Kabupaten Sorong: “MUJAIR dan URIN SAPI”

SORONG, BERITAMORUT.COM- Mujair di distrik Mariyat bukanlah ikan yang mungkin jadi kegemaran kawan-kawan. Mujair yang satu ini adalah pribadi seorang pegawai kantor Pertanian Sorong yong bernama Iriyanto.

Example 300x600

“Mujair itu singkatan dari Muka Jawa hati Irian. Itulah saya, meskipun saya orang Jawa tapi sudah mencintai tempat ini, Irian,” katanya sambil tersenyum .

Iriyanto sejak awal sejak awal sudah menetapkan hidupnya mengabdi untuk pertanian di pulqu paling Timur Indonesia. Setelah menyelesaikan pendidikan di SPMA (Sekolah Pertanian Menengah Atas), dirinya melanjutkan pendidikan dibangku perguruan tinggi di fakultas Agronomi Universitas Muhammadiyah di Namun – Sorong dan S2 Manajemen Agribisnis di Universitas Wira Buana Malang.

Sebagai petugas pertanian yang setiap hari berhadapan dengan petani dilapangan, Iryanto selalu beusaha mencari jalan keluar atas persoalan yang dihadapi petani, juga melakukan berbagai hal untuk meningkatkan produktivitas petani dalam wilayah kerjanya.

Sore itu kami berkeliling wilayah kerjanya di Distrik Mariyat Sorong. Berkeliling melihat sejumlah tanaman hortikultura petani binaannya, kami berhenti di UPPO (unit pengolahan pupuk organik).

“Bangunan ini bantuan pemerintah setahun lalu, juga sapi yang dimiliki kelompoknya Mas Pur. Kita berhenti disini biar bisa lihat proses pembuatan pupuk organik dari urin sapi,” jelasnya.

Kami menjumpai Pur dan kawannya tengah mengecor bagian luar bangunan. “Untuk pembuatan pupuk dari urin sapi, tidak boleh tempat sapi lantainya tanah. Harus betul betul steril. Nanti kita buat saluran ke lubang didalam bangunan sebagai tempat penampungan urin,” terang Iryanto.

Urin yang terkumpul ditutup rapat selama 5 hari, hanya setiap pagi dibuka sebentar untuk diaduk. Setelah proses ini dilewati, setiap satu liter urin dicampur dengan 10 liter air biasa.

“Inilah yang dipake Mas Pur dan kelompoknya untuk disemprotkan ke tanaman mereka. Nggak bau loh pupuk cairnya itu meski bahan dasarnya dari urin sapi,” kata Iryanto.

Sayapun mencoba mencium pupuk cair dari salah satu jerigen berwarna putih. Ternyata memang tidak ada bau yang dirasakan saat tutup jerigennya saya buka.

Petani binaan Iryanto telah merasakan hasil inovasinya. “Sekarang udah pada punya mobil lebih dari satu.”

 

Sumber: Facebook Erick Tamalagi

Example 728x250