MORUT- Persoalan listrik adalah masalah utama di Kabupaten Morowali Utara (Morut) saat ini. Informasi yang menyebutkan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) yang diharapkan akan mengatasi krisis listrik di tahun 2024 tidak bisa di jamin kepastiannya.
Jika ada pihak yang menyebutkan persoalan krisis listrik di Morut akan selesai tahun 2024 dengan proses pembangunan SUTT maka itu sebuah kebohongan.
Media ini menelusuri jika ada 32 lahan yang bermasalah di jaringan SUTT PLN saat ini.
Di Kecamatan Mori Atas terdapat 20 titik Persil lahan tersebar mulai dari desa Kolaka, desa Ensa, desa Taende, desa Londi dan desa Pambarea.
Ada sejumlah kendala untuk wilayah Kecamatan Mori Atas. Mulai kendala pemilik berada diluar Morut, batas desa bermasalah, belum bertemu pemilik dan pemilik menolak harga sawit yang akan dibebaskan menjadi penghambat 20 titik Persil lahan di Mori Atas.
Sementara di Kecamatan Petasia Timur terdapat 11 Persil lahan bermasalah. Kendalanya pun kurang lebih sama, pemilik lahan belum bisa ditemui dan ada juga yang diluar Morut.
Kecamatan Lembo didesa Korowou ada 6 titik Persil lahan. Bahkan salah satu lahan yang berada di jalur SUTT adalah lahan bersengketa.
“Mustahil selesai Desember, itu titik menara SUTT yang belum bisa dibangun karena Maslah ganti rugi lahan. Ada 32 titik ini, dalam 1 bulan bisa dikerjakan 1 titik menara SUTT. Itu juga dengan asumsi lahannya beres,”ujar sumber kami yang menjadi tim tehnik PLN
Penegasan ini rasional, salah satu Menara SUTT yang akan dibangun di jalur Kolaka Wawopada, dari pantauan media ini belum ada tiang berdiri.