OPINI: Media Sosial Diserbu Pencitraan Para Kandidat Bupati Morowali Utara,
Hiruk pikuk Pilkada untuk memperebutkan kursi panas kian menggema di Morowali Utara, dari dokumentasi sedang pegang pacul, ada ditengah banjir, sedang menyerahkan bantuan, dan ada ditengah pendukungnya ramai di media sosial dijadikan sarana untuk melambungkan elektabilitas bacalon.
“Gelanggang pertempuran” di Pilkada 2020 Morut tampaknya semakin seru, hingga saat ini Partai Golongan karya pemilik kursi terbanyak di DPRD Morut belum memberikan Surat keputusan dukungannya, alasan melakukan survey membuat para ‘tim sukses’ sudah bergerilya secara masif mencari dukungan dan perhatian masyarakat, baik secara terselubung maupun terang-terangan.
Bermacam trik dan intrik perlahan tapi pasti mulai dimainkan, seperti pemasangan label kepada jagoan mereka, diantaranya Amanah, Berpengalaman, Santun, Religius, jujur, bersih, Berintegritas dan lain sebagainya.
Dari sekian banyak sarana kampanye, media sosial menjadi penentu dalam meraih opini publik, kendati demikian sarana ini bisa menjadi ‘silet’ bagi para kandidat, satu sisi bisa berdampak positif, sisi lainnya bisa berdampak negatif.
Untuk itu peran ‘tim sukses’ disini sangat vital, mereka yang diplot khusus di media sosial bukan orang sembarangan. Opini mereka dikemas senatural mungkin untuk mengangkat calon jagoannya dan menjatuhkan calon lain.
Maka dari itu pengguna media sosial harus hati-hati, jangan mudah digiring dan diaduk emosinya oleh pemain politik. Tetaplah kritis dalam menanggapi isu politik, baik dalam bentuk berita maupun postingan terkhusus facebook.
Cara mereka sebenarnya tidak ada yang salah, hanya saja ada agenda dibalik layar.
Penulis : HS (Di Sadur)