MOROWALI UTARA- Dalam menghadapi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak pada bulan desember 2020, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Morowali Utara (MORUT), melaksanakan sosialisasi agar mendorong pastisipasi masyarakat terhadap pilkada mendatang. Kamis, (20/08/2020)
Bertemakan “Peningkatan Partisipasi Masyarakat Pada Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Tengah, Bupati dan Wakil Bupati Morowali Utara Tahun 2020 Kepada Tokoh Agama Dan Tokoh Masyarakat”, menghadirkan narasumber yang kredibel pada bidangnya yakni Komisioner KPU Sulawesi Tengah Sahran Raden, S.Ag, SH, MH dan Kapolres Morowali Utara AKBP Bagus Setiyawan, SH, SIK, MH, serta Moderator Drs H Jasman Lamole, M.AP. Dihadiri oleh Bawaslu, para tokoh agama, dan tokoh masyarakat yang ada di Morowali Utara.
Dalam sambutannya pemateri mengatakan “sosialisasi ini bertujuan untuk lebih meningkatkan peran para tokoh agama dan tokoh masyarakat dalam menghadapi pemilu atau pilkada”
Adapun terget dari sosialisasi ini adalah (1) Meningkatkan Kualitas Penyelenggaraan Pemilihan, (2) Meningkatkan Kesadaran Hak Sipil dan Politik, (3) Terjaminnya Kesejahteraan dalam pemilihan, (4) Kesadaran dalam Penerapan Protokol Kesehatan dalam Pemilihan. Berdasarkan catatan partisipasi pemilih umum 2019 di sulawesi tengah mencapai 83,90%, Morowali Utara pada urutan ke 6 dengan presentase 84% setelah Banggai Laut 84,74%.
Adapun tantangan yang di hadapi dalam menyelenggarakan pesta demokrasi yaitu, (1) Politik identitas jadi problem yang sangat besar di pemuli, agama dieksploitas untuk mobilitas politik, (2) agama masih dijadikan sebagai formalisme politik dalam pemilu dan demokrasi, (3) penggunaan simbol – simbol agama dalam kegiatan politik beberapa tahun terakhir terjadi lantaran praktik polotik di Indonesia tak lagi mengedepankan nalar atau adu gagasan, dunia politik lokal dianggapnya telah dibawa segelintir elite ke arah pertarungan rasa.
Peran Agamawan yang dekat dengan masyarakat diharapkan dapat mengajak masyarakat untuk ikut mengambil bagian dalam pemilu atau pikada sehingga menekan jiwa demokrasi tanpa di pengaruhi politik money dan politik identitas yang mengatas namakan agama, suku, dan ras.
Enos Tempali/Hend