BERITAMORUT.COM, PETASIA- Wafatnya almarhum dinda oni tolimba pada hari selasa 28 april 2020, pukul 21.35 wita di RS kolonodale, kecamatan petasia, kabupaten morowali utara (morut). Bukan hanya menyisakan duka bagi keluarga, tetapi beredarnya informasi hoax terkait covid-19, yang sengaja dihembuskan pihak yang tidak bertanggung jawab, disekitar tempat tinggal almarhum, menambah kesedihan bagi keluarga.
Bukannya memberikan penghiburan, kekuatan bagi keluarga yang berduka,oknum yang tidak bertanggung jawab justru sengaja menghembuskan informasi bohong bahwa almarhum terkait covid-19.
Untuk menjawab semua tuduhan tersebut, nina gogali hari ini (2/5) sekitar pukul 10.00 wita, mendatangi RS Kodal untuk meminta petunjuk, bahkan bisa dilakukan rapid tes terhadap dirinya, dan seluruh keluarganya.
Keluarga Nina gogali menceritakan kronologis wafatnya ibunya, “orang tua saya, memang mengalami gangguan asam lambung, dan memiliki riwayat jantung, pada hari senin 27 April sekitar pukul 20.00 wita. Tiba-tiba ibu mengalami drop, kemudian dibawah ke RS kodal melalui pemeriksaan UGD dan pemeriksaan lab, selanjutnya dirawat inap, pada hari selasa 28 april pukul 20.30 wita, ibu meninggal dunia”,urainya.
Nina menambahkan, saat itu keluarga berkoordinasi dengan pihak RS soal jenazah yang akan dimandikan, berhubung air di RS mengalami gangguan, maka jenazah dibawah ke rumah duka. Proses dari dirawatnya almarhum hingga sampai hari ini, membuat oknum tertentu menghembuskan isu covid-19, yang membuat keluarga tidak nyaman bahkan terganggu.
Berita morut melakukan konfirmasi kepada sejumlah pihak, awalnya kami menghubungi perawat yang hari ini menerima kehadiran nina di RS Kodal. Ratna Nase ,S.Kep.Ns
Jabatan penanggung jawab poliklinik dan sebagai Tim Edukasi dan Informasi Covid 19 RSUD Kolonodale, mengatakan kepada media ini,”iya benar, tadi ibu nina datang ke RS di poliklinik, kalau terkait kondisi saat tanggal 28 april, bahwa air di RS kodal mengalami gangguan, dan jenazah dibawah ke rumah duka dimandikan, itu betul, kalau terkait penyebab almarhum wafat, saya konfirmasi ke poli jantung dan perawatnya, memang memiliki riwayat jantung, namun saya hubungkan dengan Humas covid 19 RS Kodal Any miarchy”,ujarnya.
Kami kemudian mengkonfirmasi Humas covid 19 RS Kodal Any miarchy yang dengan cepat merespon, “iya benar ibu nina datang hari ini, terkait penyebab almarhum meninggal, saya hubungkan dengan dokter ahli jantung yang tangani almarhum”,ujarnya.
Dokter penanggung jawab yang menangani almarhum (dr.Jantung) Dr.zulkifli,Sp.Jp,FIHA
menegaskan, diagnosa bahwa beliau meninggal bukan karena covid 19, tapi penyakit jantung, Karna berdasarkan screening gejala pasien di rawat, tidak menunjukan ke arah covid19.
Pernyataan sejumlah pihak RS Kodal, jelas harus dipahami masyarakat, bahwa almarhum tidak terkait covid-19. Karna almarhum di rawat diruang ICU, bukan diruang isolasi.
Pemerintah Kelurahan Bahontula sangat menyayangkan sikap beberapa oknum, bahkan hari ini lurah bahontula Otliham A. Lumenta mengakui menerima kehadiran ketua RT setempat mengadukan persoalan tersebut.
Lurah Bahontula yang kami konfirmasi lewat sambungan telpon geram dan tidak akan tinggal diam. “Kita terus memberikan himbauan, saat ini bulan puasa, dan pemda berupaya terus mencegah penyebaran wabah covid 19, saya harapkan jangan membuat keresahan, memberikan informasi yang tidak bisa dipertanggung jawabkan, keluarga sedang berduka”,ujarnya. Lurah menambahkan, bila masih terus terjadi lagi penyebaran berita yang tidak benar, dan memunculkan cibiran pada mereka yang sedang berduka, maka kami Pemerintah Kelurahan, mendorong keluarga melaporkan kepada aparat polisi, ini jelas dapat ditindak secara pidana, karna informasi tidak benar membuat keresahan.
Masyarakat harus bijak dalam mencegah wabah covid 19, dengan mengikuti semua himbauan yang diberikan itu kuncinya.
HEANDLY MANGKALI